- Disrupsi pada proses bisnis yang berjalan dengan cepat membutuhkan respon perusahaan melalui perubahan pola pikir yang dinamis dalam pengambilan keputusan. Adaptasi terhadap masalah dan lingkungan bisnis yang sedang terjadi menjadi prasyarat bagi perusahaan agar mampu bertahan dan memiliki competitive advantage di tengah persaingan yang semakin ketat.
- Kemampuan adaptasi ini dapat dilihat dari seberapa cepat perusahaan merevisi rencana strategis, model operasi, dan proses pengambilan keputusan sesuai dengan perubahan fundamental lingkungan bisnisnya. Proses ini memerlukan manajemen risiko yang terukur agar perusahaan mampu menilai risiko dengan tepat dan menentukan langkah-langkah penanganan yang dibutuhkan.
- Untuk memahami hal-hal di atas, Indonesia Risk Management Professional Association (IRMAPA) dan IFG Progress menyelenggarakan Survei Manajemen Risiko Nasional untuk melihat profil latar belakang responden, jenis-jenis risiko yang saat ini dihadapi baik dari dalam maupun dari luar, dan kesiapan menghadapi risiko-risiko tersebut. Survei ini diselenggarakan secara daring pada periode 4 Februari 2023 sampai dengan 12 Maret 2023 dengan metode sampling snowball mengumpulkan 590 responden dengan berbagai latar belakang.
- Hasil survei ini menunjukkan bahwa secara umum mayoritas perusahaan telah cukup peduli dengan fungsi manajemen risiko. Namun, manajemen perusahaan diharapkan terus mendorong penerapan fungsi manajemen risiko di perusahaan atau organisasi mereka.
- Survey ini juga mengidentifikasi diperlukannya pembentukan critical mass dalam perusahaan atau organisasi yang didorong dengan kompetensi, yang terdiri atas pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan perilaku (attitude) pada bidang manajemen risiko untuk mendukung efektivitas penerapan manajemen risiko di masing-masing perusahaan.
Toward Stronger Financial Industry in Indonesia