Kinerja Asuransi Jiwa

Premi: Pada kuartal I tahun 2025, industri asuransi jiwa mencatat pertumbuhan pendapatan premi yang terbatas, dengan peningkatan sebesar 1,5% YoY menjadi Rp. 40,7 triliun. Pertumbuhan ini turut ditopang oleh kinerja positif saluran distribusi employee benefit consultant, yang terkait erat dengan produk asuransi kesehatan kumpulan, seiring aktivitas repricing untuk merespons tekanan klaim yang meningkat.

Klaim: Pada kuartal I tahun 2025, total klaim yang dibayarkan oleh industri asuransi jiwa tercatat menurun sebesar 14,1% secara YoY, didorong oleh penurunan klaim penebusan unit pada produk PAYDI. Di sisi lain, klaim dari produk tradisional juga mengalami penurunan terbatas, yang sejalan dengan turunnya klaim asuransi kesehatan. Penurunan ini utamanya disebabkan oleh turunnya jumlah penerima manfaat, yang mencerminkan penurunan frekuensi klaim.

Kinerja Asuransi Umum

Premi: Pada kuartal I 2025, pendapatan premi asuransi umum cenderung stagnan. Kondisi ini disebabkan oleh pertumbuhan yang tidak merata antar lini bisnis, di mana sebagian mencatat peningkatan signifikan, sementara lainnya mengalami kontraksi.

Klaim: Sementara itu, pada kuartal I tahun 2025, klaim industri asuransi umum tercatat meningkat sebesar 4,5% YoY. Kenaikan klaim ini didorong klaim di lini bisnis properti dan lini bisnis asuransi kredit.

Dinamika Industri

Pada awal kuartal I 2025, Mahkamah Konstitusi menerbitkan putusan No. 83/PUU-XXII/2024 yang membatasi kewenangan perusahaan asuransi untuk secara sepihak membatalkan polis atau menolak klaim berdasarkan pelanggaran prinsip utmost good faith. Di akhir periode yang sama, AAUI meluncurkan Peta Jalan Pengembangan Asuransi Pertanian 2025–2030 sebagai langkah strategis untuk membangun ekosistem asuransi pertanian yang inklusif dan berkelanjutan dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional.