Industri asuransi berperan penting dalam mendukung stabilitas ekonomi dan memberikan perlindungan finansial di tengah tantangan global. Dalam beberapa tahun terakhir, sektor ini menghadapi tekanan akibat dampak pandemi, fluktuasi inflasi, dan suku bunga. Secara global, industri asuransi menunjukkan pemulihan yang solid, namun kinerja asuransi jiwa di Indonesia menunjukkan anomali di tengah tren pertumbuhan positif global. Hal ini disebabkan oleh dinamika tinggi dalam mendorong pertumbuhan premi, khususnya premi bisnis baru (new business).
Saluran distribusi seperti bancassurance, agency, dan direct marketing menjadi pendorong utama. Analisis regresi menunjukkan bahwa agency berdampak signifikan terhadap peningkatan premi. Meski demikian, peningkatan jumlah agen harus diimbangi dengan peningkatan produktivitas dan efektivitas tenaga pemasar. Selain penguatan distribusi, pemahaman terhadap perilaku konsumen Indonesia menjadi krusial, terutama untuk nasabah ritel. Faktor penting yang perlu diperhatikan meliputi reputasi perusahaan, kepercayaan konsumen, transparansi informasi, kemudahan proses klaim, interaksi dengan agen profesional, akses informasi yang mudah, kemitraan strategis dengan lembaga keuangan, serta preferensi berbeda di setiap generasi (X, Y, dan Z).